Merayakan Tahun Baru di Jepang!

Budaya Tahun Baru di Jepang: Tradisi, Makna, dan Perayaan

Tahun Baru di Jepang, yang dikenal dengan istilah “Shōgatsu,”

adalah salah satu perayaan paling penting dalam kalender Jepang. Tradisi ini tidak hanya melibatkan liburan resmi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan kebersamaan yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai tradisi dan makna di balik perayaan Tahun Baru di Negeri Matahari Terbit.

 

1. Persiapan Menyambut Tahun Baru

Persiapan Tahun Baru dimulai jauh sebelum tanggal 1 Januari.

Orang-orang membersihkan rumah mereka dalam tradisi yang disebut “Ō

sōji” (pembersihan besar). Tujuan dari Ōsōji adalah untuk menghilangkan kotoran dan hal-hal buruk dari tahun sebelumnya sehingga dapat menyambut tahun baru dengan suasana yang bersih dan segar.

Selain itu, dekorasi khusus seperti “kadomatsu” (hiasan bambu dan pinus) dan “shimenawa” (tali jerami suci) dipasang di pintu masuk rumah untuk mengusir roh jahat dan menyambut keberuntungan.

 

2. Malam Tahun Baru (Omisoka)

Pada malam tanggal 31 Desember, keluarga Jepang biasanya berkumpul untuk menikmati

 

“toshikoshi soba,” yaitu mie panjang yang melambangkan harapan umur panjang dan keberuntungan. Tradisi makan mie ini dilakukan dengan harapan segala kesulitan dapat “diputuskan” sebelum memasuki tahun baru.

Selain itu, lonceng kuil (“joya no kane”) dibunyikan sebanyak 108 kali di seluruh kuil Buddha di Jepang. Bunyi lonceng ini melambangkan penghapusan 108 dosa manusia dalam ajaran Buddha, sehingga umat dapat memulai tahun baru dengan hati yang bersih.

3. Hari Pertama Tahun Baru (Ganjitsu)

Pada tanggal 1 Januari, suasana tenang dan sakral menyelimuti Jepang. Banyak keluarga yang menghabiskan waktu bersama untuk menikmati “osechi ryōri,” makanan khas Tahun Baru yang disusun dalam kotak bersusun. Setiap hidangan dalam osechi memiliki makna simbolis, seperti udang untuk umur panjang dan kacang hitam untuk kesehatan.

Kegiatan lain yang populer adalah “hatsumōde,” yaitu kunjungan pertama ke kuil atau tempat suci untuk berdoa memohon keberuntungan, kesehatan, dan kebahagiaan di tahun yang baru. Orang-orang juga membeli jimat keberuntungan (“omamori”) dan ramalan keberuntungan (“omikuji”) di kuil.

4. Tradisi Memberikan Angpao (Otoshidama)

Bagi anak-anak, momen yang paling ditunggu-tunggu adalah menerima “otoshidama,” yaitu angpao yang berisi uang dari orang tua atau kerabat. Tradisi ini menjadi salah satu cara untuk menyebarkan kebahagiaan dan berbagi keberuntungan kepada generasi muda.

5. Permainan dan Aktivitas Tradisional

Selama liburan Tahun Baru, permainan tradisional seperti “karuta” (kartu puisi) dan “hanetsuki”  (mirip badminton) sering dimainkan. Selain itu, banyak orang juga menikmati kegiatan menulis kaligrafi (“kakizome”) yang menggambarkan harapan atau resolusi mereka untuk tahun baru.

6. Makna Mendalam di Balik Tradisi

Perayaan Tahun Baru di Jepang lebih dari sekadar pesta dan liburan. Tradisi ini mencerminkan filosofi Jepang tentang keselarasan dengan alam, penghormatan terhadap leluhur, dan pentingnya memulai hal baru dengan niat yang baik. Nilai-nilai ini menjadi bagian penting dari identitas budaya Jepang yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

Penutup

Shōgatsu adalah waktu yang penuh makna dan kehangatan, di mana masyarakat Jepang menguatkan ikatan keluarga dan komunitas sambil menyambut tahun baru dengan harapan dan semangat yang baru. Dengan berbagai tradisi yang kaya dan mendalam, Tahun Baru di Jepang menjadi salah satu perayaan budaya yang menarik untuk dipelajari dan diapresiasi.

Selamat Tahun Baru 2025 ! / 2025 年明けましておめでとうございます!

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *